BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu
yang dapat membantu manusia berinteraksi dengan orang lain. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian
bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang
diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh,
ekspresi wajah pantonim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang
merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta
paling banyak dipergunakan. Ketika anak mengetahui kata - kata,
mereka dapat menggunakannya untuk menjelaskan segala sesuatu yang ada
dilingkungannya. Melalui bahasa anak mampu mengkomunikasikan kebutuhannya,
perasaan dan pikirannya kepada orang lain. Berdasarkan pada tahap perkembangan,
anak mulai belajar bahasa pada umur 1-3 tahun. Pada usia ini anak sudah mulai
mengeluarkan kata - kata seperti mama, papa serta banyak berceloteh, maka itu
tahapan usia ini disebut ledakan bahasa. selanjutnya perkembangan berbahasa
anak itu berbeda - beda tergantung pada tahapan perkembangannya. Orang tua
harus memfasilitasi kebutuhan anak untuk berbahasa.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana mengetahui
potensi belajar dan berbahasa pada anak?
C. Tujuan Penulisan
Uuntuk lebih mengetahui
perkembangan bahasa pada anak supaya orang tua dan orang - orang disekitarnya
lebih mengerti bahasa apa yang mereka lontarkan. orang tua lebih memberikan
stimulasi bahasa yang baik agar anak berpotensi berbahasa yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada waktu lahir
tiap-tiap individu mendapat bekal berupa kemampuan siap, yang pelaksanaannya
berdasarkan insting. Disamping bekal berupa insting itu, individu mendapat
bekal juga berupa benih, bibit atau potensi yang mempunyai kemungkinan
berkembang pada waktunya dan apabila ada kesempatannya maupun perangsangnya.
Potensi inilah yang sekarang disebut dengan istilah pembawaan.
Tahapan Perkembangan
Anak
1. Umur 0-3 bulan
-
Melihat dan menatap wajah orang disekitar.
-
Mengoceh spontan atau breaksi dengan mengoceh.
2. Umur 3-6 bulan
-
Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
-
Memegang tangannya sendiri.
-
Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik.
3. Umur 6-9 bulan
-
Mulai mencoba untuk duduk
-
bersuara tanpa arti, mama, bababa.
4. Umur 9-12 bulan
-
Memasukan benda ke mulut.
- Mulai
belajar jalan.
- Menirukan bunyi yang didengar.
5. Umur 12-18
bulan
- Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
- Memperlihatkan rasa bersaing.
6. Umur 18-24 bulan
- Bertepuk
tangan, melambai – lambai.
- Menyebutkan 3-6 kata yang mempunya arti.
7. Umur 24-36 bulan
- Mencoret – coret kertas.
- melepaskan pakaian sendiri.
Teori Perkembangan Bahasa
Anak.
Penelitian yang dilakukan
terhadap perkembangan bahasa aank tentunya tidak terlepas dari pandangan,
hipotesis, atau teori psikologi yang dianut. Dalam hal ini sejarah telah
mencatat adanya tiga pandangan atau teori dalam perkembangan bahasa anak. Teori
tersebuat adalah sebagai berikut:
Pandangan
ini diwakili oleh Noam Chomsky (1974). Ia berpendapat bahwa penguasaan bahasa
pada anak-anak bersifat alamiah atau nature. pandangan ini tidak berpendapat
bahwa lingkungan punya pengaruh dalam pemerolehan bahasa, melainkan menganggap
bahwa bahasa merupakan pemberian biologis, sejalan dengan terbukanya kemampuan
lingual yang secara genetis telah di programkan.
Nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan
bahasa pertama, anak sedikit demi sedikit
membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis telah diprogramkan. Jadi lingkungan
sama sekali tidak punya pengaruh dalam proses pemerolehan bahasa pertama (acquisition).
Para ahli nativis berpendapat bahwa bahasa merupakan
pembawaan dan bersifat alamiah dan meyakini bahwa kemampuan berbahasa
sebagaimana halnya kemampuan berjalan, merupakan bagian dari perkembangan
manusia yang dipengaruhi oleh kematangan otak, beberapa bagian neurologis
tertentu dari otak manusia memiliki hubungan dengan perkembangan bahasa, sehingga kerusakan pada bagian tersebut dapat menyebabkan
hambatan bahasa.
Pandangan ini diwakili oleh
B.F Skinner, yang menekankan bahwa proses pemerolahan bahasa pertama
dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan
melalui lingkungan. Istilah bahasa bagi kaum behavioris dianggap kurang tepat
karena istilah bahasa itu menyiratlan suatu wujud, sesuatu yang dimiliki atau
digunakan, dan sesuatu yang di lakukan. Padahal bahasa itu merupakan salah satu
perilaku-perilaku manusia lainnya. Oleh karena itu, mereka lebih suka menggunakan
istilah perilaku verbal (verbal behavior), agar tampak lebih mirip dengan
perilaku kain yang harus dipelajari.
Jean Piaget (1954) menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkah salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar, maka perkembangan bahasa harus berlandas pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urut-urutan perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan
bahasa pada anak berbeda tergantung dari usianya. Perkembangan
bahasa pada anak usia dini sangat penting karena dengan bahasa sebagai dasar
kemampuan seorang anak akan dapat meningkatkan kemampuan-kemampuan yang lain.
Kemampuan berbahasa anak tidak diperoleh secara tiba-tiba atau sekaligus,
tetapi bertahap. Seiring dengan perkembangan bahasa, berkembang pula penguasaan
anak-anak atas sistem bahasa yang dipelajarinya. Sistem bahasa itu terdiri atas
subsistem, yaitu: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.
Adapaun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa adalah : kognisi,
pola komunikasi dalam keluarga, jumlah anak, posisi urutan kelahiran,
kedwibahasaan.
Daftar
Pustaka
Papalia,D.E.
&Feltman,R.D.(2012.Experience Human Development.Newyork:McGRAW – HILL.
http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/05/teori-perkembangan-bahasa-anak.html
http://misilmy.blogspot.com/2013/06/makalah-perkembangan-bahasa-anak.html
http://misilmy.blogspot.com/2013/06/makalah-perkembangan-bahasa-anak.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar