Laudry Lavanderia
Minggu, 06 November 2016
Psikologi Manajemen
Laudry Lavanderia
Kamis, 16 Juni 2016
Kesehatan Mental
“Abnormalitas – Fenomena LGBT”
Kelas : 2PA07
Nama Kelompok :
1. Adinda Fajarnindyah (10514263)
2. Annisa Windra Septiva (11514407)
3. Dian Ratnasari (12514998)
4. Dwi Rahmawati (13514316)
5. Irtia Rifda Pawae (15514473)
6. Revisha Avenia (19514124)
7. Suliana Tri Aulia Dienny (1A514506)
https://youtu.be/Z48909n2C38
Tema : Kesehatan Mental
Judul : Abnormalitas pada Fenomena LGBT
Konsep video : diskusi kelompok
Dalam beberapa pemberitaan akhir-akhir ini, pembahasan mengenai LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) cukup hangat untuk didengar. LGBT merupakan salah satu perilaku abnormal, dimana individu mengalami kelainan seks pada dirinya. Perilaku abnormal (abnormal behavior)bagi para ahli psikologi seringkali disebut dengan gangguan perilaku (behavior disorder), atau ada juga yang menyebutnya dengan mental illness.
Perilaku LGBT meliputi:
1. Lesbian, adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama perempuan atau disebut juga perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik, seksual, emosional atau secara spiritual.
2. Gay, adalah istilah untuk laki-laki yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama laki-laki atau disebut juga laki-laki yang mencintai laki-laki baik secara fisik, seksual, emosional ataupun secara spiritual. Mereka juga rata-rata agak memedulikan penampilan, dan sangat memperhatikan apa-apa saja yang terjadi pada pasangannya.
3. Biseksual, adalah orientasi seks yang mempunyai ciri-ciri berupa ketertarikan estetis, cinta romantis dan hasrat seksual kepada pria dan wanita. Biseksualitas umumnya dikontraskan dengan homoseksualitas, heteroseksualitas, dan aseksualitas.
4. Transgender, adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat mereka lahir. "Transgender" tidak menunjukkan bentuk spesifik apapun dari orientasi seksual orangnya.
Perilaku LGBT ini sempat menimbulkan banyak protes dan penolakan di berbagai Negara termasuk Indonesia. Namun, di Amerika Serikat perilaku LGBT telah di legalkan secara resmi oleh Presiden Barack Obama. Walau terus diselimuti pro-kontra, setelah putusan dibacakan, Orang Nomor Satu di AS, Barack Obama mengeluarkan pernyataan resmi. Dia menyebut putusan ini adalah langkah maju bagi negara ini dalam hal persamaan hak.
"Semua warga AS, harus memiliki kesempatan yang sama di bawah hukum yang berlaku," ucap Obama. Bagaimana Kondisi Kesehatan Mental Mempengaruhi Komunitas LGBT? Seseorang yang termasuk dalam individu LGBT mempunyai pengaruh besar terkena depresi berat atau kecemasan umum 3 kali lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan adanya diskriminasi dari lingkungan social.
Seseorang yang LGBT harus menghadapi stigma dan prasangka terkait dengan identitas seksual dan jenis kelamin mereka serta bias social terhadap kondisi kesehatan mental. Banyak diantara mereka yang termasuk LGBT, tidak sering berbicara tentang kesehatan mental dan kurang kesadaran tentang kesehatan mental. Hal tersebut memperkecil seseorang mencari pengobatan dan dukungan untuk hal yang lebih baik.Diskriminasi telah dikaitkan dengan LGBT dengan tinggginya tingkat gangguan kejiwaan, prasangka dan stigma, bunuh diri, dan penyalahgunaan zat. Contoh diskriminasi pada LGBT adalah adanya intimidasi di sekolah serta bullying yang di dapat dari lingkungan sekitar.
Faktor akibat dari perilaku LGBT:
1. Kemungkinan besar untuk melakukan bunuh diri.
2. Lebih mungkin untuk menjadi tunawisma.
3. Gay lebih besar terkena penyakit HIV dan penyakit seksual lainnya.
4. Lesbian dan perempuan Biseksual lebih dominan terkena obesitas.
5. Transgender memiliki pravelensi tinggi pada HIV / PMS.
6. Populasi LGBT memegan peranan tertinggi bagi penggunaan tembakau, narkoba, dan alcohol.
Adapun pendapat mengenai Pro-Kontra pada kasus LGBT ini.
a. Pro LGBT
· Mendukung bukan berarti menjadi bagian darinya. Kita cukup menerima dan memahami keadaannya, bahwa terlahir berbeda bukanlah perkara mudah. Jangan mengucilkan apabila ia tidak mengganggu kita. Apakah kita pantas mengucilkan ciptaan Tuhan?
· Setiap orang berhak jatuh cinta dan semestinya mereka tidak boleh dipisahkan. Sayangnya, setiap orang tidak ada yang dapat memilih untuk jatuh cinta dengan siapa; laki-laki dengan wanita, laki-laki dengan laki-laki, atau laki-laki dengan wanita. Orientasi seksual seseorang tidak dapat diubah, ia telah diatur dalam gen manusia ketika lahir muncul secara alamiah ketika manusia memasuki masa pubertas.
· Pasangan LGBT juga dianggap mampu untuk merawat dan membesarkan anak. Jadi, tak ada salahnya memberikan kebebasan yang sama bagi mereka untuk mengadopsi anak.
b. Kontra LGBT
· Hubungan sesama jenis dilarang oleh agama dan tergolong dosa besar. Hal ini telah diatur dalam kitab di semua agama, dan setiap orang pasti memiliki tafsiran atau pemahaman yang berbeda-beda akan hal tersebut.
· Manusia diciptakan berpasang-pasangan oleh Tuhan, sudah seharusnya kita sebagai manusia mengikuti aturan tersebut dan tidak bertindak melawan kodrat. Orang yang tergolong dalam LGBT merupakan mereka yang melakukan penyimpangan dan upaya perlawanan terhadap Tuhan.
· LGBT merupakan penyakit dan digolongkan dalam gaya hidup yang tidak sehat. Pengaruh lingkungan yang buruk sangat menentukan perilaku tersebut. Oleh karena itu, diperlukan kemauan yang sungguh-sungguh dari pelaku LGBT agar dapat sembuh dan kembali normal.
Tujuan:
1. Memberi pengertian apa itu LGBT.
2. Menyampaikan sebab-akibat dari perilaku LGBT.
3. Memberikan hasil pendapat pro-kontra terhadap perilaku LGBT
Kesimpulan:
1. LGBT merupakan suatu perbuatan yang dilarang oleh agama, terutama dalam islam.
2. Perilaku LGBT merupakan penyakit mental.
3. Banyak menimbulkan efek negative bagi pelaku LGBT.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Portal:LGBT
http://www.anakui.com/2015/07/07/diskusi-bagaimana-pendapat-anak-ui-mengenai-lgbt/
https://www.healthypeople.gov/2020/topics-objectives/topic/lesbian-gay-bisexual-and-transgender-health
http://www.medscape.com/viewarticle/529619_3
http://www.pinknews.co.uk/2016/02/25/indonesias-leading-psychiatrists-class-homosexuality-as-mental-disorder/
http://www.apa.org/monitor/feb02/newdata.aspx
http://global.liputan6.com/read/2260632/amerika-resmi-legalkan-pernikahan-sejenis
Kamis, 31 Maret 2016
Teori Kepribadian Sehat
Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut “psikoanalitis” berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan anak.
- Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
- Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
- Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
- Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
- Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
Teori Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Behavoralis melahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif) dan juga psikoanalisis yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak.
Pendekatan Behavioristik (behavioral approach) kajian ilmiah mengenai berbagai respon perilaku yang dapat di amati dan penentu lingkungannya. Dengan kata lain ,pendekatan perilaku memusatkan pada interaksi dengan lingkungan yang dapat dilihat dan di ukur. Prinsip pendekatan perilaku juga telah di terapkan secara luas untuk membantu orang mengubah perilakunya kearah yang lebih baik (martin dan pear,2007, Watson dan Tharp,2007). Mengadopsi pendekatan ini disebut kaum behavioristik .dipimpinin telektual John B.Watson (1878-1958) dan B.F.Skinner (1904-1990), behaviorisme mendominasikan penelitian psikologi selama setengah abad 21 .
Skinner menekankan bahwa apa yang kita lakukan merupakan ujian terakhir atas diri kita sebenarnya .bahwa ganjaran dan hukuman menentukan perilaku kita . misalnya, seorang anak mungkin berperilaku sopan karena orang tuanya telah memberi ganjaran bagi pelaku tersebut. Orang dewasa mungkin bekerja keras pada pekerjaannya karena uang yang di dapat dari usahanya .Menurut kaum behavioristik ,bukankarenamotivasimendalam yang menjadikanseseorangkompeten , tetapi karena kondisi lingkungan yang kita alami dan terus kita alami. (skinner,1983).
Para kaum behavioristik kontemporer menekankan pentingnya mengamati perilaku untuk memahami individu dan mereka terus menggunakan metode eksperimen seperti didukung oleh Watson dan Skinner (cooper,Heron& Heward,2007) menekankan pentingnya penentu lingkungan dan perilaku (De-santis-moniaci& Altshuler,2007) tetapi tidak semua kaum behaviristik menerima penolakan proses berpikir oleh kaum behavioristik sering kali disebut kognisi.
Kepribadian sehat Behavioristik
- Manusia adalah makhluk perespon
- Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
- Mementingkan faktor lingkungan .
- Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
- Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
- Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
Allport
- Perkembangan kepribadian atau “self” Menurut Rogers, pribadi yang sehat muncul dari aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya. Pengalaman - pengalaman yang telah terjadi memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dari sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri berubah sejalan dengan semakin bertambahnya umur sebagai akibat dari perkembangan biologik dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya.
- Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu Kebutuhan tersebut disebut “need for positive regard” Kebutuhan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :
Dalam Civilization and Its Discontents (1930), seperti dikutip oleh Eric Fromm dalam Masyarakat yang Sehat (Terjemahan Thomas Bambang Murtianto, 1995) ia menulis:
“Manusia, setelah menemukan lewat pengalamannya bahwa cinta seksual (genital) memberinya kepuasan puncak, maka makna cinta seksual-genital menjadi prototipe bagi semua bentuk kebahagiaan manusia. Karenanya manusia terdorong mencari kebahagiaan yang ada kaitannya dengan hubungan seks, menempatkan erotisme genital sebagai titik pusat kehidupannya…. Dengan melakukan itu manusia menjadi sangat tergantung pada dunia luar, pada obyek cinta pilihannya, atau sungguh merasa kehilangan bila ditinggal mati atau ditinggal kabur.”
kepribadian yang sehat adalah orientasi produktif. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm menunjukkan bahwa kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, renspons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa- peristiwa didunia dan terhadap diri.
Sumber :
Prof. Dr. Bimowalgito(2010).Psikologi umum.Yogyakarta : Andi Yogyakarta
