Kamis, 31 Maret 2016

Teori Kepribadian Sehat

Pandangan Aliran Psikoanalisis dalam kepribadian sehat

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga “psikoanalisis” dan “psikoanalisis” Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama “psikologi analitis” (en: Analitycal psychology) dan “psikologi individual” (en: Individual psychology) bagi ajaran masing-masing. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan: suatu metoda penelitian dari pikiran; suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia; dan suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut “psikoanalitis” berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan anak.

Kepribadian sehat psikoanalisis:
  • Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah. 
  • Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar 
  • Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego 
  • Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya 
  • Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
 
Pandangan Aliran Behavioristik dalam Kepribadian Sehat

Teori Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Behavoralis melahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif) dan juga psikoanalisis yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak.
Pendekatan Behavioristik (behavioral approach) kajian ilmiah mengenai berbagai respon perilaku yang dapat di amati dan penentu lingkungannya. Dengan kata lain ,pendekatan perilaku memusatkan pada interaksi dengan lingkungan yang dapat dilihat dan di ukur. Prinsip pendekatan perilaku juga telah di terapkan secara luas untuk membantu orang mengubah perilakunya kearah yang lebih baik (martin dan pear,2007, Watson dan Tharp,2007). Mengadopsi pendekatan ini disebut kaum behavioristik .dipimpinin telektual John B.Watson (1878-1958) dan B.F.Skinner (1904-1990), behaviorisme mendominasikan penelitian psikologi selama setengah abad 21 .
Skinner menekankan bahwa apa yang kita lakukan merupakan ujian terakhir atas diri kita sebenarnya .bahwa ganjaran dan hukuman menentukan perilaku kita . misalnya, seorang anak mungkin berperilaku sopan karena orang tuanya telah memberi ganjaran bagi pelaku tersebut. Orang dewasa mungkin bekerja keras pada pekerjaannya karena uang yang di dapat dari usahanya .Menurut kaum behavioristik ,bukankarenamotivasimendalam yang menjadikanseseorangkompeten , tetapi karena kondisi lingkungan yang kita alami dan terus kita alami. (skinner,1983).
Para kaum behavioristik kontemporer menekankan pentingnya mengamati perilaku untuk memahami individu dan mereka terus menggunakan metode eksperimen seperti didukung oleh Watson dan Skinner (cooper,Heron& Heward,2007) menekankan pentingnya penentu lingkungan dan perilaku (De-santis-moniaci& Altshuler,2007) tetapi tidak semua kaum behaviristik menerima penolakan proses berpikir oleh kaum behavioristik sering kali disebut kognisi. 

Kepribadian sehat Behavioristik
  • Manusia adalah makhluk perespon
  • Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
  • Mementingkan faktor lingkungan .
Pandangan Aliran Humanistik dalam Kesehatan mental
 
  Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Teori humanistik dipandang sebagai "third force" (kekuatan ketiga) dalam psikologi. Humanistik dapat diartikan sebagai "orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangan dirinya. Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari Psikologi Humanistik. Gerakan ini memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri - ciri eksistensinya. 
 Kepribadian sehat humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
  • Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
  •  Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya. 
  • Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas,  atau mayoritas.
  •  
Pendapat Para Tokoh tentang Kepribadian Sehat 

 Allport
teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia.
“Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya”
            Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport :
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Carl Rogers
  1. Perkembangan kepribadian atau “self” Menurut Rogers, pribadi yang sehat muncul dari aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya. Pengalaman - pengalaman yang telah terjadi memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dari sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri berubah sejalan dengan semakin bertambahnya umur sebagai akibat dari perkembangan biologik dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya.
  2. Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu Kebutuhan tersebut disebut “need for positive regard” Kebutuhan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :
           a. conditional positive regard (bersyarat),
           b. unconditional positive regard (tak bersyarat). 

Abraham Maslow
        Maslow membawa psikologi barat untuk tugas yang penekanannya pada determinisme dan pengabaiannya terhadap manusia yang terjadi secara kebersamaan.Ia terutama ditentang oleh hasil generalisasi dari penemuan yang diturunkan dari penelitian atas “orang yang sakit mental” menjadi manusia yang utuh,berpendapat bahwa psikologi seharusnya member perhatian pada penelitian tentang kesehatan mental,yang mana dia memandang sebagai pemenuhan terhadap kelima hierarki motivasi dari kebutuhan perkembangbiakan dalam kebutuhanterhadp aktualisasi diri. Dia mendasarkan teori motivasinya pada asumsi optimis tentang instrinsik manusia yang ebrsifat baik,yang memandang sebagai bercorak biologisnya.

Erich Fromm
Kepribadian sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai dalam bukunya Art Of Love erik Fromm mengutarakan :
Dalam Civilization and Its Discontents (1930), seperti dikutip oleh Eric Fromm dalam Masyarakat yang Sehat (Terjemahan Thomas Bambang Murtianto, 1995) ia menulis:
          “Manusia, setelah menemukan lewat pengalamannya bahwa cinta seksual (genital) memberinya kepuasan puncak, maka makna cinta seksual-genital menjadi prototipe bagi semua bentuk kebahagiaan manusia. Karenanya manusia terdorong mencari kebahagiaan yang ada kaitannya dengan hubungan seks, menempatkan erotisme genital sebagai titik pusat kehidupannya…. Dengan melakukan itu manusia menjadi sangat tergantung pada dunia luar, pada obyek cinta pilihannya, atau sungguh merasa kehilangan bila ditinggal mati atau ditinggal kabur.”
kepribadian yang sehat adalah orientasi produktif. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm menunjukkan bahwa kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, renspons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa- peristiwa didunia dan terhadap diri.

Sumber :
Laura A.King(2010).Psikologi umum.Jakarta : Salemba Humanika  

Prof. Dr. Bimowalgito(2010).Psikologi umum.Yogyakarta : Andi Yogyakarta 
 
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model - model Kepribadian Sehat. Alih bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius
 
 


Rabu, 23 Maret 2016

Tugas Kesehatan Mental

Pendahuluan

Pada dasarnya masyarakat memiliki pandangan tersendiri terhadapat konsep perilaku normal dan abnormal. seseorang dapat dikatakan normal apabila berperilaku sesuai dengan aturan ada di dalam masyarakat dan seseorang dapat dikatakan abnormal apabila berperilaku tidak sesuai dengan aturan yang ada di dalam masyarat. Namun, sebenarnya sangat sulit untuk menentukan seseorang yang berperilaku normal atau abnormal karena sulit menemukan sosok ideal atau sempurna dan tidak ada batasan yang tegas untuk membedakan perilaku normal dan abnormal.
Menurut WHO, seseorang dapat dikatakan sehat apabila sejahtera secara fisik, mental, sosial secara utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau keadaan lemah tertentu.

Teori

Perilaku abnormal adalah kekalutan mental dan melampaui titik kepatahan mental atau dikenal sebagai nervous breakdown (get mental breakdown). Sepanjang sejarah budaya barat, konsep perilaku abnormal telah dibentuk, dalam beberapa hal. Contohnya, masyarakat purba menghubungkan perilaku abnormal dengankekuatan supranatural atau yang bersifat ketuhanan.
Model perilaku abnormal adalah penggambaran gejala dalam dimensi ruang dan waktu mencakup :
- Ide - ide untuk mengidentifikasi gejala patologi
- Sebab - sebab gejala
- Cara mengatasi

pendekatan biologis dalam penyembuhan perilaku abnormal berpendapat bahwa gangguan mental, seperti penyakit fisik disebabkan oleh disfungsi biokimiawi atau fisiologis otak. Terapi fisiologi dalam upaya penyembuhan perilaku abnormal  meliputi kemoterapi, elektrokonvulsif dan prosedur pembedahan.

 Normal dan abnormal perlu dipertimbangkan dari berbagai aspek dan pendekatan. Profesor Suprapti Sumarno (1976), ada dua pendekatan dalam membuat pedoman tentang normalitas:

1. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan yang didasarkan atas patokan statistik dengan melihat pada sering atau tidaknya sesuatu terjadi dan acapkali berdasarkan perhitungan maupun pikiran awam.
  • Misal, perilaku makan sepuluh kali dalam sehari.
2. Pendekatan Kualitatif
Pendekatan yang didasarkan observasi empirik pada tipe-tipe ideal dan sering terikat pada faktor sosial kultural setempat.
  • Misal, perilaku menangis berlebihan hingga menjerit-jerit pada mereka yang sedang mengalami kehilangan seseorang di suatu lingkungan budaya.
Faktor penyebab munculnya tingkah  laku abnormal
Prilaku abnormal psikologi menggunakan acuan DSM (Diagnostic and Statistical manual of mental disorder) DSM adalah system klasifikasi gangguan - ganguan mental yang paling luas di terima. DSM menggunakan kriteria diagnostic specific untuk mengelompokkan pola - pola perilaku abnormal yang mempunyai ciri - ciri klinis yang sama dan suatu sistem evaluasi yang multiaksial. Sistem aksial terdiri dari 5 klasifikasi. penilaian perilaku abnormal dapat ditelaah menggunakan berbagai cara (metode) salah satunya metode - metode assesment yang harus reliabel dan valid yang dapat di ukur secara biologis dan secara psikososial yaitu :

 Secara Biologis
1. Kerusakan Gen
     adanya penurunan gen/komponen yang tidak lazim/abnormaly kromosom yang menyebabkan perkembangan janin menjadi terganggu karena adanya malformas/bentuk yang salah, misalnya Down Syndrome.

2. Leabilitas Konstutional
     Adanya karakteristik tertentu yang dibawa seseorang sejak dini (terutama pada masa prenatal) yang akan berpengaruh dalam menentukan tingkah laku selanjutnya, selain itu ysng turut menentukan tingkah laku abnormal seseorang kondisi tubuh yang rentan terhadap penyakit, cacat fisik serta keenderungan reaksi primer individu (cara individu bereaksi terhadap stimulus yang diberikan, biasanya berawal dai masa bayi sebagai akibat dari reaksi pertama dengan lingkungan seperti sensitifitas tertentu terhaap stimulus yang ada atau diberikan)

3. Kerusakan Otak
     Penyebab kasus Retardasi Mental pada seseorang disebabkan oleh kerusakan mental. Kerusakan trjadi karena seseorang yang rentan terhadap perubahan biokimia diotaknya pada saat kondisi stres yang menyebabkan tingkah lakunya abnormal seperti gangguan mood, penderita Alzheimer dan lain - lain.

4. Deprivasi/Gangguan fisik
     Pada fungsi tubuh seperti pencernaan, peredaran darah, adanya luka atau peyakit tertentu yang menimbulkan rasa sakit/ nyeri mempengaruhi dan menurunkan keseimbangan fisik biasanya mengganggu pula tingkah lakunya, seperti menjadi terganggu secara emosional/sensitive, takut, regresi, dan lain - lain.

Secara Psikososial
1. Deprivasi Dini/Trauma
     Adanya pengalaman - pengalaman tertentu yang menyebabkan luka dan sulit disembuhkan/trauma psikis yang menjadikan kehilangan rasa aman, rasa berharga atau wrong perception pada diri atau lingkungannya. hal ini terjadi pada seseorang yang tidak mendapatkan perhatian yang kuat, perasan ditolak/rejection, adanya hukumannya yang keras, inkonsistensi dalam perlakuan pola asuh serta kurangnya komunikasi/interaksi dengan orang tuanya.
Contoh kasus
Sally, seorang pustakawan 35 tahun, relatif hidup terisolasi dan tidak punya sahabat. Sejak kecil, ia sangat pemalu dan telah menarik diri dari hubungan dekat dengan orang lain untuk menjaga dari perasaan terluka atau dikritik. Dua tahun sebelum dia masuk terapi, ia punya waktu tertentu untuk pergi ke pesta dengan kenalan yang ia temui diperpustakaan. saat mereka tiba di pesta, Sally merasa sangat tidak nyaman karena dia tidak pernah memakai pakaian pesta. Dia terburu-buru pergi dan menolak untuk melihat kenalannya lagi.
Pada sesi pengobatan awal, dia duduk diam cukup lama, ia terlalu sulit untuk berbicara tentang dirinya sendiri. Setelah beberapa sesi, dia tumbuh untuk mempercayai terapisnya. Dia terkait insiden ditahun awal dimana ia telah "hancur" oleh perilaku alkoholis ayahnya yang menjengkelkan di depan umum. Meskipun ia telah mencoba untuk menjaga tentang masalah keluarganya dari teman-teman sekolahnya, namun sudah tidak mungkin maka dia membatasi persahabatannya, untuk melindungi diri dari kemungkinan malu atau kritikan.
Ketika Sally pertama kali memulai terapi, ia menghindari diri untuk bertemu orang yang bisa dipastikan bahwa mereka "seperti dia." Dengan terapi yang berfokus pada keterampilan sosial, peningkatan mulai tampak, ia membuat beberapa kemajuan pada kemampuannya untuk mendekati orang dan berbicara dengan mereka.

Analisis Kasus

Secara umum Sally lebih memilih menutup diri dan susah membaur dengan lingkungannya. Ia beranggapan bahwa semua orang yang bertemu dengannya berperilaku yang sama sepertinya karena ia trauma dengan ayahnya yang alkoholic yang berdampak pada rasa takut orang disekitar mengetahui hal tersebut. Masalah itu membuat orang di sekitarnya menganggap bahwa Sally berperilaku yang tidak biasanya dan lebih buruknya, mereka menganggap Sally orang yang "aneh". Padahal sebenarnya ia sedang menghadapi sebuah masalah yang menurutnya normal dilakukan olehnya. Masalah perilaku abnormal yang di tunjukan oleh Sally diketahui oleh Therapis. Untuk mengetahui masalah yang dialami Sally, therapis melakukan pemeriksaan dan menemukan kesimpulan bahwa Sally memiliki masalah psikososial. Seperti yang sudah disebutkan pada teori di atas, masalah psikososial terjadi karena adanya trauma atau rasa sakit masa lalu yang membuat seseorang kehilangan rasa aman, rasa berharga yang akhirnya membuat dirinya memiliki persepsi yang salah terhadap dirinya dan lingkungannya.
 
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Abnormalitas
https://psikologiabnormal.wikispaces.com/Avoidant+Personality+Disorder
http://www.slideshare.net/nur-arifaizal-basri/psikepribadian-45787799
\http://www.ilmupsikologi.com/2015/10/pengertian-normal-dan-abnormal-dalam-psikologi-menurut-para-ahli.html#ixzz43mxvWy9P